Menjaga Kesenian Budaya Yogyakarta part 2

0 Comments

  Yogyakarta 09 Juni 2020, Nusupan Trihanggo Gamping Sleman Yogyakarta

Assalamualaikum wr wb gan 
Semoga semua diberi kesehatan ya ,
Wah wah wah balik lagi di pembahasan selanjutnya . 
Kali ini saya akan membahas kesenian Jathilan 

Jathilan dikenal sebagai tarian paling tua di Jawa, dikenal juga dengan nama Jaran Kepang.  Tarian ini mempertontonkan kegagahan seorang prajurit di medan perang dengan menunggang kuda sambil menghunus sebuah pedang. Penari menggunakan kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kulit binatang yang disebut dengan Kuda Kepang, diiringi alat musik gendang, bonang, saron, kempul, slompret dan ketipung.

Kesenian ini masih relatif aman dan sering juga saya menyaksikan kesenian ini di daerah saya, 
Karna anak-anak muda turut serta dalam menjaga kesenian ini.

Bahkan ada unsur mistis, sebagian penari ada yang kesurupan juga lohhh..
Seremm .. 
Sebagian penari pun apabila kesurupan mereka akan memakan pecahan kaca, dan mengupas kelapa dengan menggunakan gigi nya. 
Sangat tidak masuk akal adegan adegan apabila dilakukan oleh penari yang sudah kesurupan.

Penari penari ini bukan hanya dilakukan oleh kaum pria tapi perempuan pun ikut serta dalam kesenian ini 

Kesenian tari jathilan dahulu kala sering dipentaskan pada dusun-dusun kecil.  Pementasan ini memiliki dua tujuan, yang pertama yaitu sebagai sarana menghibur rakyat sekitar, dan yang kedua juga dimanfaatkan sebagai media guna membangkitkan semangat rakyat dalam melawan penjajah.


Berikut ini sejarah kesenian ini 

dahulu kala sering dipentaskan pada dusun-dusun kecil.  Pementasan ini memiliki dua tujuan, yang pertama yaitu sebagai sarana menghibur rakyat sekitar, dan yang kedua juga dimanfaatkan sebagai media guna membangkitkan semangat rakyat dalam melawan penjajah.

Ada beberapa cerita awal sejarah mengenai jatilan. Versi pertama menceritakan jatilan adalah kesenian yang mengisahkan perjuangan Raden Patah dibantu Sunan Kalijaga dalam melawan penjajahan Belanda. Sebagaimana yang kita ketahui, Sunan Kalijaga adalah sosok yang acap menggunakan budaya, tradisi dan kesenian sebagai sarana pendekatan kepada rakyat, maka cerita perjuangan dari Raden Patah itu digambarkan kedalam bentuk seni tari jathilan.

Versi terahkir adalah jatilan merupakan cerita  Panji Asmarabangun, yaitu putra dari kerajaan Jenggala Manik. Tatkala yang disampaikan adalah cerita mengenai Panji Asmarabangun, maka penampilan para penaripun menggambarkan tokoh tersebut, baik aksesoris pun gerakannya.   Sebagai contoh aksesorisnya adalah mengenakan gelang tangan, gelang kaki, ikat pada lengan, kalung, menyengkelit keris, dan tentu saja mengenakan mahkota yang acap disebut “kupluk panji"


Demikian semoga bermanfaat untuk semua ya,








0 comments:

Mengawal Kesenian Yogyakarta Di Era Modern

Tirtodadi, kecamatan Melati, kab. Sleman,
                  Yogyakarta,  01 Desember 2019
               https://youtu.be/Pqbu5wpD5yA

salam istimewa ya untuk semua

Kebudayaan di Yogyakarta masih sangat di lestarikan tradisi nya khusus nya untuk kesenian yang satu ini (bregada) ,

Di era modern yang biasa di sebut dengan jaman milenial akan tetapi masyarakat Jogja tetap melestarikan kebudayaan ini,
Terlebih lagi kesenian ini di selenggarakan di setiap tahun . 
Dengan begitu kesenian ini tidak akan di tinggalkan bukan,

Seluruh masyarakat Jogja berperan aktif dalam mengikuti kesenian budaya ini, 
Dengan berpakaian ala peperangan zaman dahulu yang mungkin banyak tidak diketahui anak muda zaman sekarang. 

Untuk itulah pihak- pihak yang mengikuti dan sangat antusias khusus nya orang tua untuk mengajak anak-anak muda untuk berpatisipasi dalam menjalankan kegiatan ini. 

Sekaligus mengenalkan kesenian budaya kepada wisatawan baik lokal maupun mancanegara,

Itu yang membuat kebudayaan dan kesenian masih eksis di era modern..



Nahh kita cari tau sejarah yang ingin mengetahui.

bregada adalah prajurit Keraton Yogyakarta yang menjadi simbol kewibawaan dan kedaulatan. Bregada dibentuk pada masa pemerintahan Hamengkubuwono I sekitar abad ke-17 atau 1755 Masehi.

Bregada masa pemerintahan Hamengkubuwono II terlibat dalam perjuangan melawan penjajah. Saat itu, pasukan bregada melakukan perlawanan terhadap serangan Jenderal Gillespie dari Inggris tahun 1812.

Pasukan Bregada sempat dibubarkan pada 1813 sebagai bagian dari perjanjian antara Hamengkubuwono III dan perwakilan pemerintah Inggris, Raffles, yang bunyinya Keraton Yogyakarta tak diperbolehkan memiliki pasukan bersenjata sehingga bregada hanya menjadi pengawal.

Semoga bermanfaat untuk semua


0 comments: